Main-main A la Setan

Kutipan di atas menarik sekaligus menohok diri kita. Terkadang kita mengabaikan hal-hal kecil yang bisa mengantarkan kita pada dosa dan kelalaian dari mengingat Allah. Kita suka coba-coba atau iseng-iseng melakukan sesuatu yang dilarang atau kurang baik. Di sinilah korelasi kutipan gambar di atas. Jangan main-main karena bisa jadi dengan main-main kita justru mengundang setan untuk ikut campur tangan dalam hal tersebut. Makin berbahaya dan runyam jadinya.

Kalau tahu itu salah, segeralah tinggalkan dan jauhi, jangan berlama-lama dalam keadaan tersebut. Karena sejatinya suatu yang buruk itu pasti diketahui gelagatnya dari awal. Berhenti untuk berbaik sangka pada keburukan. Karena suatu keburukan tidak akan membawa pada kebaikan, yang terjadi adalah kita semakin terjerumus dan terpuruk dalam keburukan.

Setan tidak pernah main-main. Dia serius merayu dan menggelincirkan manusia. Lalu kenapa kita malah mengikuti permainannya? Saat serius dengan main-mainnya, kita malah main-main dengan perangkap setan. Seperti tikus yang suka main-main ke dalam perangkap, maka pada akhirnya dia akan masuk perangkap dan terjepit karena digoda oleh umpan yang menarik hati tikus. Begitu pulalah setan bekerja. Dia membisikkan jika hanya sekadar coba-coba tidak apa-apa. Manusia yang mulai terlena akan terus penasaran dan mulai terbawa arus hingga lupa jika dia sudah tidak di situasi coba-cona lagi tapi sudah mencebur dan basah, jadi tanggung mandi sekalian. Di saat manusia diibaratkan “mandi” itulah main-mainnya jadi tidak lagi main-main tapi keterpurukan sebagai buah dari keseriusan setan menjerat kita.

Banyak orang kecanduan narkoba karena coba-coba, akhirnya ketergantungan. Ada orang memulai pacaran atas alasan untuk saling mengenal tapi berakhir dengan sedikit pegangan, sedikit pelukan, sedikit ciuman, hingga zina dan hamil di luar nikah. Jadi, coba-coba dan main-main di ranah yang rawan dosa adalah medan perang setan terhadap manusia. Kita yang sering tak menyadarinya. Jangan coba-coba juga untuk main hati. Main hati selain bikin baper juga bikin kita terjebak dalam lingkaran perasaan yang tidak halal. Lalu lalai dari mengingat Allah, bahkan melakukan hal-hal melampaui batas. Saat seseorang melampaui batas bukankah dia sudah tak main-main lagi? Tapi nekat yang menjerumuskan dirinya pada dosa dan maksiat. Perasaan cinta dan nafsu itu ibarat api, jika dia sudah membesar maka akan membakar segalanya dan tak bisa dipadamkan. Jika dipadamkan dia malah hangus dan rusak. Bukankah itu menyakitkan? Nauzubillahi mindzalik.

Untuk itu, adalah sebuah keharusan bagi kita untuk segera meninggalkan perkara-perkara yang akan mengantarkan kita pada kemaksiatan dan kemungkaran. Betapa banyak orang berselingkuh berawal dari bertemu teman lama, saling tukar nomor, saling sapa, kemudian berlanjut ke tingkat yang tidak terbayangkan sebelumnya. Sebelum terjadi, pintu-pintu fitnah itu harus segera ditutup dan dikunci rapat-rapat karena hidup kita bukan untuk coba-coba tapi menata dan mengelolanya jadi lebih baik.

Ingat sekali lagi, jangan coba-coba bermain di arena rawan. Berbahaya! Segeralah menyingkir dan tinggalkan!

Leave a comment