Acceptance

Pencapaian. Kata ini terlalu mengintimidasi. Bahkan bisa membuat frustrasi.

Terlalu bising terkadang suara-suara yang seolah meminta pencapaian yang mereka anggap lazim. Bagaimana jika semua itu tak disanggupi? Bagaimana jika untuk menuju ke sana adalah jalan penuh halang dan rintang. Bisa jadi di ujungnya tak ada harapan yang bisa digapai.

Tuhan sudah cukup adil, bahkan tak pernah menuntut hal-hal yang melampaui batas kesanggupan manusia. Jadi menuntut sesuatu pada manusia yang Tuhan sendiri tidak lakukan adalah berlebihan.

Cukup terima saja. Cukup jalani saja. Dan cukup tak berharap banyak. Apa yang menjadi akan menjadi. Jika tidak, maka jangan terobsesi.

Apakah ini fase mengerdilkan diri atau bentuk kelapangan hati? Berlapang hati lebih utama untuk menjalani hal-hal tak sempurna. Berlapang hati mengajari untuk ikhlas dan menerima tanpa sakit hati atau kecewa. Apa ukuran kesempurnaan dan kecukupan sebenarnya? Apakah seperti yang orang-orang bicarakan dan inginkan dalam hidup? Lalu takdir Tuhan pernahkan memandang itu? Mengikuti cara pandang Tuhan lebih melegakan daripada sibuk mengikuti mau manusia.

Lagi-lagi ini adalah sebuah kontemplasi tentang hidup di saat keadaan memaksa untuk memahami kembali. Segala sesuatu tidak harus seperti biasanya. Hal-hal tak biasa juga adalah bagian dari bagaimana menjalani hidup. Maka, terimalah.

Tuhan tak menuntut lebih. Dia hanya meminta seberapa taat diri ini dan seberapa tahu diri sebagai makhluk-Nya.

One comment

Leave a comment