I’m so thankful for being a woman. Pastinya laki-laki atau perempuan punya cara menyenangkan bagaimana menghibur diri. Saya punya banyak hal untuk menghibur diri. Secara umum, hobi saya bisa dilakukan oleh perempuan maupun laki-laki. Saya suka mengoleksi buku, membaca buku, jalan-jalan, sesekali menulis, memasak, bikin kue, berkebun, dan belanja.
Tampaknya hobi belanja adalah kesukaan sebagian besar perempuan. Semasa kuliah dan bekerja dulu di Jakarta, kalau sedang bingung atau kesepian di tempat kos, saya suka windows shopping ke tempat perbelanjaan, khususnya toko baju. Yak, saya suka sekali beli baju atau kerudung dengan tabungan saya. Sampai-sampai saya pernah jualan baju karena saking senengnya belanja. Tapi sungguh, berjualan itu nggak cukup modal senang aja, tapi butuh perencanaan. Nah, saya ini nggak terlalu serius jualan. Jualan itu capek ternyata hehehe. Ok, skip aja bagian ini.
Sering kali saya membeli baju yang sebenarnya bukan selera saya dan ukurannya juga bukan ukuran saya. Ini semacam terpesona saja, kemudian beli. Setelah sampai rumah dicoba, merasa nggak cocok, kemudian dikasih ke mama, adik, atau teman saya. Pastinya mereka sangat suka diberi hadiah. 😀
Terkadang, baju yang saya beli hanya dipakai sekali atau dua kali, kemudian disimpan saja. Nanti jika beres-beres lemari akan ada yang dilungsurkan pada mama, adik, atau teman. Selera berpakaian memang milik individu, walaupun orang lain bilang kurang bagus, kalau saya yang memakainya nyaman pasti akan sering dipakai juga. Tapi, kalau bajunya menurut orang lain bagus, tapi menurut saya tidak bagus, akan jarang sekali saya pakai. Akan tetapi, ada kalanya juga saya terpengaruh, seperti kata orang bahwa “beauty is in the eyes of the beholders.
Nah, selain hobi beli pakaian, saya sangat suka diajak belanja bahan-bahan dapur atau peralatan rumah tangga. Tampaknya apa pun kalau namanya belanja pasti menyenangkan ya. Belanja bumbu dapur atau bahan-bahan masakan di pasar tradisional sangat membuat saya antusias. Bahan-bahan segar itu sangat memanjakan mata. Wah, luar biasa sekali. Sayur-sayuran, cabe, buah-buahan, ikan segar yang langsung disembelih di tempat, daging sapi yang warna dan aromanya masih segar, serta ayam yang baru saja dipotong. Belum lagi, jajanan pasar yang berjejer cantik mengundang untuk dihampiri. Saya suka pemandangan itu semuanya.
Selain belanja baju, main ke pasar tradisional, saya juga punya kebiasaan belanja a la perempuan. Ini baru ditekuni 3 tahun belakangan ini, ketularan adik saya sebenarnya. Dulu saya tidaklah girly sama sekali. Nggak mikiran cantik itu kayak apa. Sekarang-sekarang aja saya suka ke stand kosmetik, terutama bagian lipstik. Now, I’m so girly. I am. Lipstik pertama saya dari koleksi Wardah Exclusive Lipstick. Itu langsung beli dua warna, Rose Wood (No 31) dan Sweet Orchid (No 34). Minggu berikutnya saya beli lagi yang Sheer Brown (No 32). Dan nggak cuma sampai di sana, beberapa bulan berikut saya kembali ke stand itu beli Lavender (No 29) dan Light Rose (No 47).
Manusia memang hobinya bertualang, termasuk saya. Saya semakin suka bertualang nyari shade lipstik yang bagus sama warna bibir. Ini mungkin semacam rasa tertarik yang menyenangkan. Beberapa bulan berikutnya, saya nyoba produk The Body Shop. Belinya yang Color Crush 110 (Coral Blush). Ini bagus banget shining dan creamy.
Setelah pindah ke Padang, hobi ngintilin lipstik belum hilang juga. Awalnya, masih penasaran dengan Wardah Exclusive Rosemary ( No 48), ternyata malah agak pucat, tapi kata mahasiswi saya bagus, bahkan mereka nanya apa shade-nya. Akhirnya, capek, males beli lagi. Ah, tapi yang namanya godaan tak berhenti sampai di sana. Kebetulan teman saya jualan produk Oriflame, maka jadilah saya ikutan nyoba produk tersebut. Lipstik Oriflame saya beli cuma iseng saja, nyoba yang lipstik promo 2,5 gr sebanyak 4 shades. Ternyata yang bagus cuma 2. Lainnya jadi pajangan aja. Terus nyoba lagi yang promo 4 gr Blush Pink. Hey, ini lucu banget pink-nya.
Petualangan mengoleksi lipstik saya sampai ke merk Zoya. Warna-warnanya oke, tapi aroma kurang elegan, kayak lipstik ibu-ibu jaman dulu. Saya pertama kali beli yang shade Terracotta. Ini bagus banget di bibir, kayak orange bata, tapi nggak ngejreng. Ketika saya pamerin ini ke Mama, beliau langsung jatuh hati dan minta lipstik yang baru saya poles dua kali itu. Penasaran dengan Zoya, saya nyoba yang Caramel Creme. Ah, tampaknya saya salah beli. Warnanya bikin wajah semakin gelap. Lalu, saya coba Cotton Candy, oalah ini malah bikin wajah jadi pucat. Ternyata efek lampu di toko bikin beda ya. Saya kecewa. Setelah itu saya berhenti hehehe.
Setelah menjelajahi Zoya, saya balik lagi ke Wardah. Salah beli lagi gara-gara iseng nyoba yang Orchid Pink (No 21). Shade-nya terlalu cerah dan bold, saya nggak suka. Trus satunya lagi malah beli Wardah Matte Lipstick warna Peach (No 05). Yah, ini mah makin parah aja, bibir tambah kayak mbak-mbak model kosmetik.
Tadi sore saya iseng browsing Wardah Long Lasting Lipstick. Baca-baca review orang jadi mengkhawatirkan, jadi pingin lagi. After all, dari semua koleksi saya, yang memenangkan hati saya cuma Wardah Exclusive Light Rose (No 47), Rose Wood (No 31); TBS Colour Crush Coral Blush (No 110); Zoya Terracotta; dan Oriflame Pure Color Blush Pink.
Untuk krim wajah, saya suka trauma. Pertama waktu kuliah saya pakai Ponds. Cuma Ponds ini bikin kulit saya iritasi, bahannya keras sekali sepertinya. Setelah itu sempat pake krim pemutih, katanya dari dokter, tapi saya agak curiga dengan teksturnya yang berbau tajam dan lengket. Saya langsung berhenti pakai, walaupun hasilnya cantik banget. Biar deh nggak cantik daripada memakai produk berbahaya. Setelah itu saya nyoba Wardah, tapi ya hasilnya so so aja. Setelah itu beralih ke The Body Shop. Rupanya kulit saya yang Asia nggak terlalu cocok pakai produk Barat, bikin wajah makin oily dan kusam. Belum habis krimnya sudah mogok pakai TBS. Kemudian, teman nyaranin pakai krim produk Oriflame. Lumayan bagus hasilnya, cuma karena kulit wajah saya tipe oily, kadang suka risih jg dengan hasilnya yang makin berkilau alias kayak gorengan hahaha. Ya, samalah dengan TBS yang juga produk luar.
Setelah bosan dengan Oriflame, saya beralih ke Ristra. Ini sudah ada label halalnya. Cuma, muka jadi jerawatan. Muka saya tipe berminyak tapi nggak pernah jerawatan. Yah, baru juga make masa ganti lagi. Saya desperate klo udah masalah krim wajah. Suka stres klo nyasar lagi ke kosmetik berbahaya yang bikin cantik tapi mengandung merkuri atau hidrokuinon. Intinya, saya masih gagal dalam petualangan krim wajah. Belum ketemu jodohnya.
Baiklah, hobi saya yang girly ini menyenangkan sekali, but it costs a lot. But, it’s ok, I spent my own money. Slightly regretful. Oh, no need to complain. I did it all, anyway. That’s why girls know the difference between 500k lipstick and the 50k. It’s true! 😀
Image credit:
https://secure.static.tumblr.com/87489ef85d5b98a05242ed5fd01aea3f/xcuxofe/Whgmzh1z7/tumblr_static_mac_naillacquer.jpg